Senin, 30 Agustus 2010

Indonesia dan Malaysia Harapan Dunia
Minggu, 29 Agustus 2010 | 09:04 WIB
AFP/MIGUEL MEDINA
Tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, maju ke final Kejuaraan Dunia 2010.

JAKARTA, Kompas.com — Meski negara mereka sedang berselisih, para pemain Indonesia dan Malaysia menjadi harapan dunia bulu tangkis untuk menembus dominasi China.

Dominasi Asia, khususnya China, di dunia bulu tangkis memang menjadi promosi buruk buat olahraga ini sendiri. Pertandingan sesama pemain China menjadi tidak menarik buat peminat negara lain. Apalagi ada beberapa kasus pengaturan hasil pertandingan sesama pemain China seperti yang terjadi di Olimpiade.

Di kejuaraan dunia di Baron Pierre de Coubertin, paris tahun ini, China meloloskan semua pemainnya di lima nomor final. Tiga di antaranya berlangsung sesama pemain China. Hanya di nomor tunggal putra dan ganda putra, pemain China berhadapan dengan pemain Indonesia dan Malaysia.

Tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, membuktikan usia tidak menjadi halangan buat berprestasi. Ia akan mencoba meraih kembali gelarnya pada 2005 dengan menghadapi pemain China, Chen Jin. Taufik, yang diunggulkan di tempat kelima dalam kejuaraan dunia bulu tangkis di Paris kali ini, maju ke final dengan mengalahkan unggulan 13, Park Sung Hwan, dengan 21-10 22-20.

Bagi Taufik, ini adalah kesempatan terbesar buat meraih kembali gelar juara dunia yang pernah digenggamnya pada 2005. Di babak perempat final, ia mengandaskan perlawanan unggulan pertama, Lee Chong Wei, yang selama ini menjadi batu sandungan bagi Taufik.

Di babak final, ia akan menghadapi pemain asal China, Chen Jin. Unggulan keempat ini tahun lalu mengandaskan Taufik di kejuaraan dunia. Bagi Taufik, pertemuannya dengan Chen Jin sekaligus untuk mencegah hegemoni negara tirai bambu di sektor tunggal putra setelah selama ini dikuasai oleh Lin Dan.

Sementara Malaysia mencoba menghadang China di sektor ganda putra. Unggulan pertama Koo Kien Keat/Tan Boon Heong akan menghadapai ganda China, Cai Yun/Fu Haifeng. Ganda China ini di babak semifinal menyingkirkan andalan Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan, dalam dua gim langsung 21-16 21-13.

Bagi Malaysia, pasangan Koo/Tan menjadi harapan terakhir untuk memenuhi ambisi mereka yang tidak pernah menjadi juara dunia sejak pertama kali diselenggarakan di Malmoe pada 1977. Untuk memenuhi ambisi ini, Malaysia bahkan berani menjanjikan bonus puluhan ribu dollar AS kepada para pemain yang bisa menjadi juara dunia.

Buat Taufik, apakah bonus seperti itu juga akan diterima seandainya ia menjadi juara dunia dan mengangkat kembali pamor Indonesia?

Jadwal lengkap final:
Zheng Bo [8]/Ma Jin [CHN]-[CHN] He Hanbin [6]/Yu Yang
Taufik Hidayat [5] [INA]-[CHN] Chen Jin [4]
Lin Wang [7] [CHN]-[CHN] Wang Xin [3]
Ma Jin [1] [CHN]/Wang Xiaoli [CHN]-[CHN] Du Jing [2]/[CHN] Yu Yang
Koo Kien Keat [1]/Tan Boon Heong [MAS]-[CHN] Cai Yun [5]/[CHN] Fu Haifeng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar